Kamis, 12 Mei 2011

MuSaFiR CiNta

  • Judul Novel : Musafir Cinta
  • Pengarang : Taufiqurrahman El-Azizy
  • Penerbit : Diva Press
  • Sampul : Soft Cover
  • Tebal : 331 Halaman
  • Kategori : Novel Islami
  • HaRga : 38.000
  • HardiSk: 29.000
Musafir Cinta. Novel Musafir Cinta merupakan novel kedua dari Trilogi Makrifat Cinta. Setelah novel pertama karya Taufiqurrahman El-Azizy yang berjudul Syahadat Cinta laris dipasaran, maka untuk melanjutkan perjalanan Iqbal dalam tokoh novel tersebut pengarang mencoba membuat novel Musafir Cinta ini. Melanjutkan perjalanan Iqbal dan lika-likunya.
Iqbal pun pergi meninggalkan pesantren Tegal Jadin. Namun ia bingung harus pergi kemana. Tidak mungkin apabila ia harus kembali ke Jakarta. Dan kemudian dengan berkata Basmalah, ia pun melangkah pergi menjadi seorang musafir…

Ia pun segera naik bis jurusan Solo-Purwokerto. Namun, ia tetap tidak tahu kemana tujuannya itu. Di dalam bis, ia melihat seorang perempuan berjilbab. Dan seorang pemuda pun duduk di sebelahnya. Tak lama kemudian pemuda dan perempuan itu mulai berkenalan. Iqbal mendengarkan pembicaraan mereka karena memang jaraknya sangat dekat. Dan tanpa disangka-sangka, mereka kian dekat, bahkan sang perempuan pun menyandarkan kepalanya kepada sang pemuda itu, padahal perempuan itu berjilbab. Mereka pun saling berpegangan dan semakin bermesraan. Wah-wah udah mulai nggak bener nih…
Iqbal pun teringat pada sebuah ayat AlQuran yang berbunyi:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). QS. An-Nur:26.
Ia pun teringat akan Aisyah. Ia teringat akan tudingan para sahabatnya bahwa ia telah berkhalawat dengan Aisyah, tudingan yang menjadi bagian hujjah yang mengadilinya sehingga dirinya harus meninggalkan Tegal Jadin. Seandainya mereka ada disini, ingin sekali Iqbal mengatakan kepada mereka semua: inilah sejati-jatinya khalwat itu. Inilah khalwat itu. Ialah dua insan laki-laki dan perempuan yang berasik-masyuk seperti kedua orang ini. Inilah makna “berdua-duaan yang diharamkan” itu. Iqbal pun menangis.
Membaca Novel Musafir Cinta ini akan menghilangkan penasaran anda dari kelanjutan Syahadat cinta yang merupakan novel pertamanya, setelah Musafir Cinta pengarang kembali merilis Novel Ketiganya yaitu Makrifat Cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar