Penulis : Solikhin Zero to Hero & Kang Puji Hartono, SPS
Penerbit : Prou- Media
Jenis Cover : Soft Cover
Harga : Rp. 36.000
Jadikan masalah sebagai penggugah jiwa yang terlelap.
Hentakkan pikiran yang beku terbelenggu.
Jangan kalah oleh masalah.
Yakinlah di balik satu kesulitan ada dua kemudahan.
Ibu ini baru saja pulang dari pasar. Namun, sampai di depan rumahnya, dia melihat pemandangan memilukan. Rumah yang ia tinggalkan terbakar! Tiba-tiba dia teringat. Anaknya yang baru tujuh bulan berada di dalam rumah itu! Bergegas sang ibu berlari secepat-cepatnya. Belanjaan di tangannya dilemparkan. Dia terobos kobaran api yang makin membesar. Demi menyelamatkan bayinya. Ia luka. Berdarah-darah. Api membakar tubuhnya. Kepalanya pening. Tertimpa genting dan reruntuhan puing. Tapi tidak peduli demi buah hati. Sakit tak ia rasakan. Ia terus menerobos mencari-cari. Dia dapati sang bayi. Terkapar dalam luka bakar.
Berburu-buru ia gendong. Tertatih-tatih. Menerobos keluar api yang berkobar. Ia membelai sang anak, dan bergegas mencari pertolongan ke rumah sakit terdekat.
Jibaku sang ibu membuatnya tak secuil pun merasakan pedihnya sakit dan luka. Fokus pada buah hatinya. Cintanya. “Anakku… Anakku…” Itulah yang ada dalam benaknya. Seluruh potensi, kekuatan dan daya upaya pun tertuju padanya.
Ketika sang ibu di rumah sakit, barulah dia merasakan sakit. Dia baru sadar, ternyata tubuhnya penuh luka bakar. Kapan sang ibu merasa sakit? Bukan! Bukan ketika menerobos kobaran api, bersentuhan panasnya api atau ditimpai reruntuhan puing rumahnya. Dia baru merasakan sakit ketika sang anak dalam perawatan rumah sakit. Saat tanggung jawab perawatan dialihkan kepada pihak rumah sakit, dan dia pun sendirian.
Saat memikirkan dirinya sendiri. Tubuhnya yang penuh luka. Kaki dan tangannya penuh darah. Ketika itulah, pedihnya mulai dirasa. Kepala, tangan, punggung dan kakinya sudah tidak menentu kondisinya. Sakit yang sedari tadi tertahan itu pun muncul tiba-tiba. Ketika ia mulai memikirkan, dalam kesendirian.
Sahabatku, kita tidak merasakan sakit ketika kita fokus untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Namun ketika kita memikirkan diri kita sendiri, bersiap-siaplah kita akan lebih banyak merasakan sakit dari pada senang dan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar