Kamis, 03 Maret 2011

Khadijah The True Love Story Of Muhammad

 Judul   :  Khodijah The True Love Story Of  muhammad
Penulis  : Abdul Mun'im Muhammad
Jenis Cover : Hard Cover
Jumlah Hal : 365
Harga      :  Rp. 90.000
 Sebuah epik cinta yang sangat mengedepankan keluruhan nilai-nilai kasih sayang. Membaca kisah demi kisah dalam buku ini seolah-olah kita menyaksikan langsung kisah cinta paling romantis sepanjang masa.
Tak dapat dimungkiri, Khadijah, istri Rasulullah saw, merupakan sosok yang fenomenal. Bukan saja memiliki perilaku yang mulia, Khadijah juga merupakan sosok yang cerdas dengan ketabahan yang luar biasa.
Ia rela mengorbankan seluruh harta dan jiwanya untuk dakhwah Rasulullah. Dengan kematangan, kebijaksanaan, dan integritas dirinya, Khadijah menyokong, membangkitkan tekad, dan mengobarkan semangat dakhwah Rasulullah.
Jika ada wanita yang langsung menerima salam dari Allah, maka Khadijah orangnya. Peristiwa itu terjadi ketika Jibril mendatangi Rasulullah. Allah menjaga diri Khadijah dari segala cela, sehingga penduduk Mekah menjulukinya sebagai ‘wanita suci’.
Khadijah pun menjadi wanita teristimewa bagi Rasulullah. Rasulullah selalu menyebut-nyebut nama Khadijah dan mengistimewakan teman-teman Khadijah, walau hingga Khadijah wafat. Inilah kisah Khadijah, cinta sejati Rasulullah.
Khadijah adalah sosok wanita teladan dalam Islam yang sangat mengagumkan. Walaupun beliau orang kaya, cantik, dan terpandang dan bahkan banyak dari kalangan kaum Quraisy yang berebut hendak meminangnya, namun beliau justru memilih seorang pemuda sederhana tapi mulia, Rasullulah SAW sebagai pendampingnya.
Demikianlah potongan sosok Khadijah yang dikisahkan dalam buku ini. Banyak buku yang mengungkap sepak terjang tokoh panutan dari kalangan sahabat, namun sangat sedikit sekali buku yang menyingkapkan sosok mulia, lembut sekaligus pemberani dari kalangan sahabiyah, yang menjelaskan peranan sahabat wanita hasil didikan Rasulullah.
Buku ini mengetengahkan kisah yang sangat sarat dengan kemuliaan dari generasi pertama Islam. Buku ini hadir cocok sekali ketika para kaum muslimah terombang-ambing untuk mencari identitas dirinya, atau bahkan, ketika kebanggaan sebagai kaum muslimah mulai memudar seiring kekaguman muslimah terhadap kehidupan-kehidupan modern yang berasal dari barat.
Perempuan mulia istri Rasulullah Muhammad Saw, Khadijah, menjadi pendorong, penyokong utama di masa-masa awal dakwah Islam. Kisah Muhammad dan Khadijah sebagai sepasang suami-istri istimewa menjadi dasar terbitnya buku yang inspiratif ini, Khadijah The True Love Story of Muhammad.
Cerita tentang kisah hidup mereka dimulai dengan latar belakang kondisi masing-masing, Muhammad sebagai ‘anak angkat’ Abi Thalib pamannya sedangkan Khadijah adalah seorang janda yang mempunyai kerajaan bisnis besar. Singkat kata, Khadijah mencari orang yang bisa dipercaya untuk menjalankan misi dagangnya, hingga akhirnya diputuskanlah Muhammad, orang terpercaya (Al-Amin) dimana Khadijah sudah memberi perhatian khusus kepadanya.
Misi dagang berhasil dan pembantu yang disertakan dengan Muhammad menceritakan kepada Khadijah tentang kebaikan karakter Muhammad yang semakin membuat Khadijah mantap untuk menjadikan Muhammad sebagai pendamping hidup. Maka diutuslah pembantu Khadijah untuk bertanya kepada Muhammad tentang rencana Khadijah tersebut.
Muhammad tahu diri, dibandingkan Khadijah yang terpandang sebagai perempuan saudagar, Beliau bukan apa-apa. Tidak ada terpikir dalam diri Muhammad untuk menikah dengan Khadijah karena Muhammad tidak mempunyai banyak hal untuk dijadikan sebagai mahar. Namun secara prinsip, Muhammad tidak menolak kemungkinan tersebut karena Khadijah adalah perempuan mulia yang bisa menjaga dirinya, dermawan dan teguh memegang moral agama Ibrahim.
Dan diundanglah Muhammad untuk datang ke rumahnya. Akhirnya, Khadijah sendiri yang menyatakan keinginan untuk meminang Muhammad sebagai suaminya. Muhammad menerima, maka menikahlah keduanya dalam usia Muhammad 25 tahun dan Khadijah 40 tahun.
Hari-hari kehidupan Khadijah-Muhammad pun berjalan. Muhammad sebagai kepala rumah tangga sekaligus pemimpin bisnis, Khadijah sebagai istri yang mendukung suaminya. Dan lahirlah putri-putri Rasulullah (Allah mentakdirkan Muhammad tidak mempunyai putra yang berumur panjang).
Selain tentang kehiidupan keluarga Muhammad-Khadijah, buku ini lebih banyak berbicara tentang sirah (sejarah) kerasulan Muhammad mirip halnya buku sirah lainnya. Hal ini tentu tak lepas karena kehidupan keluarga selalu menyertai kisah kenabian, usai diangkatnya Muhammad sebagai Rasul di usia 40 tahun.
Sedikit tentang keislaman sahabat, perjuangan dakwah Islam, hingga masa hijrah. Sehingga pembaca pun akan diberikan penjelasan cukup tentang kisah dakwah Rasulullah Muhammad Saw sendiri. Namun tetap, pembahasan selalu dikaitkan dengan peran keluarga (Khadijah) dalam mendukung dakwah Muhammad.
Buku ini diakhiri dengan keistimewaaan-keistimewaan Khadijah, dimana Allah sampai memberikan salam khusus kepadanya yang disampaikan kepada Muhammad melalui Jibril. Kepada Aisyah (Istri yang paling disayangi Rasul sepeninggal Khadijah) Muhammad mengatakan bahwa Khadijah tiada tergantikan, sehingga sering membuat Aisyah cemburu. Khadijah, dengan kelembutan hati, kesabaran, karakter mengayomi telah menyokong, mendampingi Muhammad di masa-masa awal Islam. Tidak hanya sebagai istri dan partner, Khadijah juga memberikan kasih sayang Ibu mengingat Muhammad sudah yatim piatu sejak umur 6 tahun.
Jika kisah cinta Muhammad-Khadijah bagaikan ‘kisah ideal’, maka di bagian paling akhir juga disertakan sekelumit kisah Ali bin Abi Thalib dan Fathimah bin Muhammad yang ‘lebih membumi’. Keduanya dipersatukan dan sangat dicintai Rasul. Ada kemuliaan, namun ada juga kesahajaan. Ada kesejatian, tapi juga ada kecemburuan. Dari Ali-Fathimah, Muhammad mendapatkan 2 cucu yang sangat dicintai beliau, Hasan dan Husain.
Membaca buku ini, akan banyak hal ‘manusiawi’ kehidupan yang menyertai perjuangan awal dakwah Islam. Semua yang dibahas dalam buku ini tentu sangat berbeda dengan kondisi zaman sekarang. Namun pesan kehidupannya selalu sama, karena manusia kapan dan dimanapun mempunyai akal dan perasaan. Dengan pesan inilah, Muslim zaman sekarang harus berusaha mengejawantahkannya. Dengan contoh yang paling baik, semoga juga dihasilkan keluarga yang baik di zaman ini. (by trian h.a)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar