Minggu, 06 Februari 2011

Dalam Mihrab Cinta

  • Judul Novel : Dalam Mihrab Cinta
  • Karya : Habiburrahman El Shirazy ( Novelis Nomor 1 di Indonesia )
  • Penerbit : Basmala
  • Harga : Rp 50.000
Siang itu Pondok Pesantren Al Furqon yang terletak di daerah Pagu, Kediri, Jawa Timur geger. Pengurus Bagian Keamanan menyeret seorang santri yang diyakini telah
mencuri. Beberapa orang santri terus menghajar santri yang berambut gondrong itu. Santri itu mengaduh dan meminta ampun.
“Ampun, tolong jangan pukul saya, saya tidak mencuri !” Santri yang mukanya sudah berdarah-darah itu mengiba.
“Ayo mengaku, kalau tidak ngaku kupecahkan kepalamu !” Teriak seorang santri berkopiah hitam dengan wajah sangat geram. “Sungguh bukan saya pelakunya.” Si Rambut Gondrong itu tetap tidak mau mengaku.
Serta merta dua bogem melayang ke wajahnya. “Nich rasain pencuri !” Teriah Ketua Bagian Keamanan yang turut melayangkan pukulan. Si Rambut Gondrong mengaduh lalu pingsan.
Menjelang Ashar, si Rambut Gondrong siuman. Ia dikunci di gudang pesantren yang dijaga beberapa santri. Kedua tangan dan kakinya terikat, air matanya meleleh. Ia meratapi nasibnya. Seluruh tubuhnya sakit. Ia merasa kematian telah berada di depan mata. Di luar gudang para santri ramai berkumpul. Mereka meneriakkan kemarahan dan kegeraman.
“Maling jangan diberi ampun !”
“Hajar saja maling gondrong itu sampai mampus !”
“Wong maling kok ngaku-ngaku santri, ini kurangajar. Tidak bisa diampuni !”
Ia menangis mendengar itu semua. Sepuluh menit kemudian pintu gudang terbuka. Ia sangat ketakutan. Tanpa ia sadari ia kecing di celana karena saking takutnya. Para santri yang didera kemarahan meluap hendak menerobos masuk. Tapi Lurah Pondok Pensantren  menahan mereka dengan sekuat tenaga. Pak Kiai, pengasuh pondok pesantren masuk dengan wajah dingin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar